Minggu, 23 September 2012

Teori Asal Usul Kehidupan (Abiogenesis & Biogenesis, Evolusi Kimia dan Karakteristik Makhluk Hidup)

Teori Asal Usul Kehidupan (Abiogenesis & Biogenesis, Evolusi Kimia dan 
Karakteristik Makhluk Hidup)

A.  Teori Abiogenesis dan Biogenesis
  •   Teori Abiogenesis









Aristoteles
Teori yang dikemukakan  Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda 

tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, 
ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa 
abad.Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. 
Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang 
sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari 
Lumpur.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. 
Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation  spontanea. Bila pengertian 
abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang 
pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan 
(sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun 
sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van 
Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati 
makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh 
para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya 
dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain 
pendukung teori ini adalah John Needham.

  • Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup 
berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini 
adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.

1. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. 
Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam 
labu dan diberi perlakuan tertentu. 
  Labu I   :  diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
  Labu II   :  diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
  Labu III  :  diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai 
berikut:
  Labu I   :  dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
  Labu II   :  dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
  Labu III  :  dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak 
terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun 
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak 
melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.

2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan 
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
  Labu I   : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
  Labu II   : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian 
dipanaskan 
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama.  Beberapa hari kemudian hasilnya 
sebagai berikut.
  Labu I   : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
  Labu II  : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari 
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain 
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup 
(elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk
hidup (mikroba).

3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu 
yang   disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher 
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. 
Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari 
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, 
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena 
terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa 
sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari 
kemudian menyebabkan busuknya kaldu. 
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah 
ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup 
berasal dari makhluk hidup.

B.  Teori Evolusi Kimia
Para ahli geologi beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu di permukaan bumi ini sangat 
tinggi. Akan tetapi, pada suatu saat bumi  mengalami pendinginan. Pada proses pemanasan dan 
pendinginan tersebut, banyak terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan masuk 
ke dalam permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi, sedangkan bahan-bahan yang ringan 
akan berada di bagian luar bumi yang disebut atmosfer.
Susunan isi atmosfer pada masa itu amat berbeda dengan susunan isi atmosfer sekarang. Pada 
atmosfer purba tidak tedapat unsure oksigen, karena pada suhu yang amat tinggi oksigen mudah 
bersenyawa dengan unsure-unsur lain.
Teori evolusi kimia dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:

1.  A.I. Oparin (Rusia)
Dia adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi 
sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The Origin of Life”, dia mengemukakan bahwa 
asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. 
Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, karbondioksida, metana, dan ammonia, namun tidak 
memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami 
serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul organic sederhana. Senyawa-senyawa ini 
membentuk semacam campuran yang kaya akan materi-materi dalam lautan yang masih panas, 
yang disebut primodial soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi 
bertingkah laku mirip seperti system biologi. Primodial soup ini melakukan sintesis dan 
membentuk molekul organic kecil atau monomer, misalkan asam amino dan nukleotida.  
Monomer-monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat. 
Kemudian agregrasi ini membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion. 
Protobion ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis molekul organic secara 
spontan, karena oksigen atmosfer akan memecah ikatan kimia dan mengekstrasi electron.
Polimerasi atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh Sidney Fox. Beliau 
melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer organic yang mengandung 
asam amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap, terbentuk lapisan monomer yang 
berpolimerasi. Polimer ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid. Selanjutnya dalam penelitiannya 
di laboratorium, proteinoid dicampur dengan air dingin dan akan membentuk gabungan 
proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh 
membrane selektif permeable.

2.  Harold Urey
Dia mengemukakan teori yang didasari atas pemikiran bahwa bahan organic merupakan bahan 
dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan 
bantuan energi.
Menurut teori Urey, konsep tersebut dapat dijabarkan atas 4 fase berikut ini:
Fase 1   : Tersedianya molekul metana, ammonia, hydrogen, dan uap air yang 
sangat banyak di atmosfer.
Fase 2    : Energi yang timbul dari aliran listrik, halilintar, dan radiasi sinar kosmis 
Fase 3    : merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul metana, ammonia, 
hydrogen, dan uao air. Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
Fase 4    : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi 
sejenis organisme yang lebih kompleks.

3. Stanley miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. 
Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang 
keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada  atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat 
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey. 
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. 
Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur 
didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat 
tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi 
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam 
perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun 
dianalisis  secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, 
seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba 
beberapa pakar lain,  ternyata hasilnya sama. 
Eksperimen Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-  satuan kompleks didalam sistem 
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat 
terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan 
secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan 
rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui 
terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas -gas 
diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi 
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk 
senyawa yang merupakan komponen sel.  Dia berhasil membuktikan teori gurunya, Urey, dalam 
laboratorium dengan alat yang dinamakan perangkan percobaan “Stanley  Miller-Harold Urey”

4. Melvin Calvin
Dia menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, ammonia, hydrogen, dan air 
menjadi molekul-molekul gula dan asam amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang 
merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia dapat kita simpulkan bahwa senyawa anorganik yang ada di atmosfer 
mengalami perubahan sedikit demi sedikit membentuk senyawa organic. Senyawa organic itulah 
yang merupakan komponen dasar makhluk hidup.

C.  Karakteristik Makhluk Hidup
  Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Mengapa batu disebut makhluk tak hidup, sedangkan pohon disebut makhluk hidup? Ingatkah 
kamu bahwa hanya makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri hidup. Ciri-ciri  hidup tersebut 
adalah bernapas, bergerak, makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh, berkembangbiak, peka 
terhadap rangsang dan beradaptasi.

1.  Bernapas
Ciri utama makhluk dikatakan hidup yaitu bernapas. Ketika bernapas makhluk hidup menghirup 
oksigen (O2) dan menghembuskan karbon dioksida (CO2). Oksigen diperlukan untuk proses 
oksidasi zat makanan yang menghasilkan energi dan karbon dioksida. Energi berguna untuk 
menjalankan kegiatan hidup.
Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan + oksigen —> energi + uap air + karbon dioksida.

2.  Bergerak
Ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif. Gerak aktif adalah gerak berpindah 
tempat misalnya dengan kaki, sayap dan sirip. Gerak pasif misalnya ditunjukkan oleh tumbuhan. 
Tumbuhan tidak dapat berpindah tempat, tetapi menggerakkan sebagaian tubuhnya.
Contohnya gerak daun menguncup, gerak batang menghadap cahaya, gerak akar mendekati 
sumber air serta gerak mekarnya bunga.

3.  Peka terhadap Rangsang
Makhluk hidup peka terhadap perubahan yang terjadi disekitarnya.  Alat pengenal lingkungan 
pada manusia dan hewan berupa indra. Indra peka terhadap rangsang. Rangsang dapat berupa 
cahaya, bunyi, bau, rasa atau sentuhan. Dengan adanya indra yang peka terhadap rangsang-rangsang tersebut, manusia dan hewan mempunyai kemampuan  melihat, mendengar, mencium, 
mengecap rasa dan menyentuh/meraba.
Tumbuhan tidak mempunyai alat indra, tetapi peka terhadap rangsang. Misalnya tumbuhan putri 
malu menguncupkan daunnya jika disentuh dan pertumbuhan batang kearah cahaya matahari.

4.   Makan
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, untuk pertumbuhan dan 
mengganti sel-sel yang rusak. Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan memproduksi 
sendiri. Tumbuhan hijau sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi zat organic 
melalui proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya.
Tumbuhan tak berhijau daun, hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri. Mereka 
memanfaatkan makanan dari hasil fotosintesis tumbuhan hijau dan sumber  lain dari hewan dan 
alam.

5.  Mengeluarkan Zat Sisa
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa yang merupakan zat yang tidak 
terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa oksidasi biologis, misalnya air dan karbon 
dioksida.Berdasarkan aktivitas tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas : 
Ekskresi, Respirasi, Defekasi.
  Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. 
Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat karena adanya kelenjar 
keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang 
disebut urine.
  Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa proses respirasi yang 
dikeluarkan melalui hidung.
  Defekasi, merupakan pengeluaran  zat sisa pencernaan makanan yang berupa tinja 
(feses) melalui anus.

6.  Tumbuh
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan meliputi perubahan 
ukuran tubuh, yaitu luas, tinggi dan berat. Perkembangan adalah perubahan menjadi dewasa.

7.  Berkembang Biak
Makhluk hidup berkembang biak untuk menghasilkan keturunan. Cara perkembangbiakan 
makhluk hidup berbeda-beda. Hewan berkembang biak antara lain dengan melahirkan, bertelur, 
bertelur-melahirkan, bertunas, fragmentasi atau membelah diri. Tumbuhan berkembang biak 
secara alami dan buatan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, 
misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan 
tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.

8.  Beradaptasi
Makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungan. Macam-macam adaptasi makhluk hidup 
adalah adaptasi morfologi, adaptasi tingkah laku, dan adaptasi fisiologi.
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan bentuk 
tubuh atau alat tubuh. Contoh pada katak dan itik terdapat selapu renang pada kakinya untuk 
berenang.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. 
Contoh : hewan bermigrasi ke lain tempat yang banyak sumber makanan.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : 
berkeringat saat cuaca panas.

Dari ciri-ciri tersebut diatas ada perbedaan ciri hidup yang dimiliki antara hewan/manusia 
dengan tumbuhan, anatara lain :
  Hewan/Manusia 
1.  Bergerak       : Melakukan gerak pindah tempat.
2.  Cara memperoleh makanan  : Tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) . 
Bahan yg dimakan berupa zat organik.
3.  Pertumbuhan      : Hanya sampai batas usia tertentu
  Tumbuhan
1.  Bergerak       :Tidak dapat berpindah tempat sendiri.
2.  Cara memperoleh makanan  : Dapat membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang 
diperlukan untuk membuat makanan berupa zat anorganik
3.  Pertumbuhan      : Tumbuh terus menerus sampai mati. 

Sumber Materi
http://biologimediacentre.com/asal-usul-kehidupan-biogenesis-versus-abiogenesis-1-2/
http://kamusq.blogspot.com/2012/04/teori-asal-usul-kehidupan-biogenesis.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974420-teori-evolusi-kimia/
http://www.sarjanaku.com/2009/12/kata-pengantar-assalamualaikum.html
http://lisa-thornberrys.blogspot.com/2009/03/teori-evolusi-kimia.html
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/02/asal-usul-kehidupanteori-generatio-spontaneateori-evolusi-biokimia/ 
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/08/ciri-ciri-makhluk-hidup/

Cinta dan Perasaan


  •      *      Terkadang sesuatu yang kita percaya...
hanya mendustai kita..
kepercayaan..
merupakan sesuatu pondasi dalam sebuah hubungan.
Tapi..
Di saat kepercayaan telah di nodai dengan kebohongan..
Apa masih pantas untuk mempercayainya?
Berusaha untuk terus percaya dan mengerti..
Semoga kebahagian2 dalam hidup ini bisa kita temukan..
Sehingga kita bisa tahu siapa yang pantas untuk kita percayai dalam hidup ini..

*
  •                   Aku mengenalmu dgn hati,bkan dgn mata..

Aku mencintaimu dgn persaan,bkan dgn fikiran,.
Ingat cinta tak di nilai dari pelukan and ciuman,tpi cinta di nilai dari keju2ran dan kesetiaan..!!!

  •  *      Cinta itu membahagiakan tapi menyakitkan pula,

Saat kita jatuh cinta kita bahagia, saat kita cemburu kita terluka,..
Cinta itu tidak harus memiliki,.
Itu BOHONG!!!
Semua orang ingin memiliki bahkan terkadang merasa harus dimiliki.
Dengan melihat orang yang kita cintai bahagia denga orang lain, kita pun ikut bahagia,
Itu BOHONG !!
Kita hanya pura-pura bahagia, padahal hati kita sakit. Itu mengajarkan kita menjadi munafik.
Lebih bahagia di cintai daripada mencintai,
Itu SALAH !!!
Saat dicintai, kita hanya merasa bangga, namun saat mencintai, kita dapat merasakan arti cinta yang sesungguhnya.



Sabtu, 22 September 2012

Penemuan Terbaru Mengenai Kanker


Penemuan terbaru mengenai kanker hati! Jangan Tidur Terlalu Malam ! Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) ,tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!!.

Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index).. Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK..
Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan.
Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.

Pasien sangat terperanjat, “Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”
Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “ normal “. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita ( Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati.

Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat.
Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati.
Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2. Tidak buang air besar pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan (Daging panggang, sate, dan gorengan / minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil....) Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
6.. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
8. Merokok atau menjadi perokok pasif.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab :

Ø Malam hari pk 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun(de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur) . Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
Ø Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 : saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Ø Dini hari 01.00 - 03.00 : proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Ø Dini hari 03.00 – 05.00 : de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.
Ø Pagi pk 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Ø Pagi pk 07.00 – 09.00 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30... Makan pagi sebelum pk 07...30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.


--
wah gk boleh begadang nih..

Sejarah Keperawatan Part II



Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia :
1.    Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2.    Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3.    Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa
Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan kesehatan.
4.    Ketabiban
Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5.    Diakones dan Philantrop
Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6.    Perkembangan ilmu kedokteran Islam
Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7.    Perawat terdidik ( 600 – 1583 )
Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8.    Perawat Profesional (abad 18 – 19)
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia. Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1.    Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
2.    Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
3.    Model Keperawatan vokasioanal
Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

4.    Model Keperawatan Kuratif
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
5.    Keperawatan semi professional
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.
6.    Keperawatan preventif
Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
7.    Menuju keperawatan professional
Sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8.    Keperawatan Peofesional
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

Trend Keperawatan Sekarang dan Masa Depan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
1.Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
a.Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
•Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika Umum)
•Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.
•Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah. Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.
b.Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.
c.Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
2.Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas. Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:
•Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan
•Praktik keperawatan di rumah (home care)
•Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
•Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Daftar Pustaka
Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta
Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta

Sejarah Perkembangan Keperawatan


A. DEFINISI KEPERAWATAN
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.

B.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIA
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
1.Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.
2.Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
a.Perkembangan Kperawatan Masa Penyebaran Kristen
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
b.Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah “Rafida”.
c.Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.
3.Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%.
Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
1.Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799.
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.
2.Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan
a.Periode 1945 -1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
b.Periode 1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
c.Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.

Daftar Pustaka
Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta
Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta